Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

DASTER/ANWARZENO

Daster Baju daster yang digantung Dan baju daster yang dilipat Atau baju daster yang telah digantung dan dilipat Lalu disusun dan ditutup rapat. Baju daster yang warnanya padat Dan baju daster yang warnanya dipadatkan Atau baju daster yang diwarnai lalu dipadatkan Tetap baju daster. Baju daster yang tinggi semampai Dan lengannya sampai telapak Atau baju daster yang lenganngya sampai siku saja Yang disiku hingga telapak bukan baju daster. Baju daster yang motifnya bunga sampai kotak Dan dari membuka sampai menutup Atau membuka dan menutup Bukan baju daster.                                       G3/14/17.AZ.

Selamat pagi merah putih(Anwarzeno)

SELAMAT PAGI MERAH PUTIH Selamat pagi merah putih. Aku telah selesai berburu bunga tidur, tapi tak kunjung kutemui. Warnamu masih merah menyingsing, memaksaku mengakhiri semuanya. Ya sudahlah, kusegerakan. Aku sempat telanjang, dan kuhilangkan pewarna pekat pada tubuhku yang mungil. Warnamu semakin menyingsing, memaksaku segera memakai celana, merek bahan indonesia olahan singapura. Sungguh cerdas orang yang menghormatimu merah putih. Aku telah selesai Dan segera mengikuti bayangan, menuju barat. Bayanganku berhenti lalu menghujat pemilik bayang yang patuh, Merah putih dikibarakan tiga anak, pada tiang berlapis kokoh. Dan bayang-bayang masih bertengkar diantara hak dan kewajiban, antara kebebasan dan penindasan tentang mereka menganjurkan hormat kepadamu lantas hormatnya kakuh, memilukan. Indonesia berduka karenamu para manusia penindas, pelaku yang rampas,  para pengajar yang tahu malu, para pengajar penuntut hak yang lalai dari kewajiban. Selamatbpagi merahbputih,

Pesan perempuan(Anwarzeno)

Pesan perempuan Pesan perempuan berlarian ditepi kaki langit Rambutnya terurai dan kecokelatan Tangannya memegang penyangga Menepi,  lalu mencakar wajahnya. ia duduk ditepi jendela Dipandangnya hamparan bebatuan mewah Dihadapannya tarian wangi teratai Goyah dan muntah.

Aneh dan Lucu(Anwarzeno)

ANEH DAN LUCU Mereka manusia pemakan bangku sekolah Dididik namun tidak terdidik Mereka pelaku perhitungan tapi tidak memperhitungkan perlakuan Mereka orang-orang pemanku pendidikan tapi tidak terdidik Mereka orang-orang pelakon tata krama tapi lidahnya tak beraturan Itulah sekelumit tentang mereka Bukan tentang kami. 

Permintaan Dg. Puji(Anwarzeno)

PERMINTAAN DG. PUJI Angin menari dengan rindang Tubuhnya berenang membelah alam Matanya menyeluruh dipelataran Kakinya menghentak bumi dan suaranya menggertak bebatuan menjulang, AKU CINTA. Sukmanya mengantar esok hari Berenang diantara bukit-bukit Menyusup pada celah belantara Mematah ranting tak berpenghuni, lalu dihempasnya ke jurang-jurang airmata, AKU SAYANG. Orang-orang menjadi bingung Para pecundang menyematkan semangat adu domba Melukis permusuhan dan menyenangi pertikaian Lalu,  mereka tertawa terbahak-bahak dan berkata INILAH RINDU. Mereka adalah korban para pemain papan atas Menggali tanah lalu mengubur tubuh mereka Berenang lalu menenggelamkan raga Dan bahkan merayap ke semak belukar lalu tubuhnya jadi santapan cacing tanah dengan teriakan INILAH KASIH

Kuasa Sang Guru(Anwarzeno)

KUASA SANG GURU Duduk Dan merunduk Diatas kursi buatan manusia. Yang duduk Adalah guru Dan orang-orang terpelajar. Yang mencipta bukan dari bangku sekolah.

Aku Manusia (Anwarzeno)

AKU MANUSIA (Anwarzeno) MANUSIA, MANUSIA YANG BERGELANTUNGAN PADA RANTING-RANTING LIDAHMU, MEMEGANGI PERUT DAN MERUNDUK, SELAH-SELAH MATANYA ADA SUNGAI, TEMPATNYA MENGALIR SISA HUJAN, SUARANYA MENGGELEGAR MENGUPAS WAJAH MENJADIKANNYA DANAU. TANGANNYA TERPOTONG, KAKINYA BERAT, MENJADIKANNYA BUDAK, TAK DAPAT BERBUAT APA-APA. BAJUNYA KUSUT, RAMBUTNYA TERURAI TAK BERSISIR. YA TUHAN, COBAAN APALAGI YANG KULIHAT TENTANG MEREKA. TUBUHKU GEMETAR, TULANG-BELULANGKU KEDINGINAN. MASIH TENTANG AKU YANG LEMAH DAN DIGANTUNG PADA RANTING-RANTING LIDAHMU. TOLONGLAH AKU BERILAH AKU SISA MAKANAN BERILAH SISA PAKAIAN AKAN KUHENTIKAN TANGISANKU DAN KURAWAT DANAU-DANAU YANG TERCIPTA. 

Hujan Bulan Desember (Anwarzeno)

HUJAN BULAN DESEMBER. (Anwarzeno) Hujan itu berlarian terisak-isak hingga senja tak lagi tersenyum. Buku itu belum  selesai terbaca dan tak akan pernah terbaca. Seharusnya hujan mengajarkan  rasa tentang cinta. Cinta membaca dan Cinta menulis serta cinta kemaluan. Kita telah banyak belajar dari hujan tentang kemaluan. Tentang rasa, Tentang cinta.

kemarin aku tidak besrdosa(Anwarzeno)

KEMARIN AKU TIDAK BERDOSA (anwarzeno) (4/10/2018) 4 oktober 2018 aneh dan lucu, Kutebarkan dosa seorang guru. Itu dosaku, bukan dosa guru ku. Bangsaku berpulang sang maha patih, meninggalkan putihnya petang. menangislah, menjeritlah, dan panjanglah usiamu gelap. Aku tidak berdosa. tubuhnya menjerit, ahhhh aku hancur, bangsaku lebur, leluhurku tak mampu menengadah kedua tangannya. Kemana kuadukan butaku. Jeritan  diselimuti duka sangat mendalam, ,bau busuk yang renyah dan gurih tersebar dimana-mana. Aromanya sampai kepada pangkuan ibu pertiwi. Oo oo oo haha masaku kelam dan buta. Hari ini aku telah selesai mengintip gadis klasik mungil, sisa mengemas bekal penyesalan. Haruskah kubujuk bangsa ini dengan sebotol air, yang kutimbah dari kebodohan. Ataukah kusesali kebodohanku dalam pengakuan tidak berdosa. Ya, aku tidak berdosa. Aku dijebak kawanku. Kemarin telah kupermalukan bangsaku, dengan. Tontonan-tontonan mengumbar kemaluan. Aku buta. Kemaluan itu kubawa kemana-mana